Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat pada Rabu (22/11), Simak Deretan Sentimennya

Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat pada Rabu (22/11), Simak Deretan Sentimennya

Diposting pada

socialdarknet.com – Rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (21/11). Pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh turunnya kinerja dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Selasa (21/11), rupiah spot ditutup menguat tipis 0,03% ke level Mata Uang Rupiah 15.440 per dolar AS. Sementara itu rupiah jisdor Bank Indonesia (BI) justru ditutup melemah 0,11% ke Simbol Rupiah 15.436 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (21/11). Perkuatan rupiah sejalan dengan sentimen risk-on yang berlanjut akibat melemahnya indikator perekonomian AS.

Dari domestik, Bank Indonesia pada hari ini merilis data kegiatan berjalan Indonesia pada kuartal III-2023 yang tersebut tercatat defisit 0,25% dari Barang Domestik Bruto (PDB). Hasil ini lebih banyak rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mana mencatat defisit sebesar 0,65% terhadap PDB.

Hanya saja, Josua menilai bahwa defisit operasi berjalan Indonesia kuartal ketiga 2023 yang tersebut terpantau menurun, dampaknya cenderung terbatas terhadap sentimen domestik. Alhasil, penguatan Rupiah cenderung terbatas hingga penutupan sesi perdagangan.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, adanya sentimen positif dari laporan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2023. NPI pada kuartal III 2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan mencatat defisit US$ 1,5 miliar, lebih tinggi rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar US$ 7,4 miliar.

Dari pangsa Asia timbul optimisme terhadap Tiongkok yang digunakan sedang mempersiapkan tambahan sejumlah dukungan kebijakan untuk sektor properti yang dimaksud sedang terpuruk dalam negara tersebut. Dimana permasalahan sektor properti merupakan salah satu pemicu melambatnya pertumbuhan perekonomian negara-negara sektor ekonomi terbesar kedua di dalam dunia.

Baca Juga  IHSG Tergelincir, Ini adalah 10 Saham Net Sell Terbesar Asing, Selasa (21/11)

Di sisi lain, Ibrahim menyatakan bahwa Dollar Amerika Serikat sendiri melemah dikarenakan membaiknya sentimen risiko juga ekspektasi bahwa Federal Reserve alias The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga. Hal yang disebutkan terjadi ketika imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam telah lama jatuh ke level terendah pada dua bulan, yang mengindikasikan kemungkinan transformasi arah kebijakan moneter.

“Data Angka Harga Pengguna (CPI) yang digunakan lebih besar lemah dari perkiraan sudah pernah menyebabkan lingkungan ekonomi mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed pada awal bulan Maret,” ungkap Ibrahim di riset harian, Selasa (21/11).

Ibrahim menyebutkan, rilis risalah FOMC sebelum Thanksgiving akan memberikan petunjuk tambahan lanjut mengenai pendekatan bank sentral menyusul laporan terbaru yang menunjukkan penurunan tekanan inflasi.

enurut Josua, notulensi dari The Fed yang tersebut akan segera dirilis nanti waktu malam akan datang mempengaruhi nilai tukar rupiah di dalam perdagangan Rabu (22/11). Apabila Bank Sentral Negeri Paman Sam bernada dovish, maka mampu menyokong penguatan lanjutan rupiah.

“Kami perkirakan nada dovish dari Fed akan terafirmasi serta berpotensi menggerakkan penguatan nilai tukar rupiah,” imbuh Josua terhadap Kontan.co.id, Selasa (21/11).

Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di tempat kisaran Mata Uang Rupiah 15.400 per dolar Amerika Serikat – Rp15.500 per dolar Negeri Paman Sam pada perdagangan, Rabu (22/11).  Sedangkan, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di dalam rentang  Mata Uang Rupiah 15.410 per dolar Amerika Serikat – Simbol Rupiah 15.490 per dolar AS.




Baca Juga  Ada Kenaikan UMP pada 2024, Begini Rekomendasi Saham dari Analis

PREDIKSI RUPIAH

-->

Kontan.co.id
Creator : Zidan Ananda